Menu Healing Spiritual Power oleh Asep Saeful Bahri

Asep Saeful Bahri membantu :
  1. Ruqyah penyakit medis dan non medis
  2. Ruwatan Islami Diri
  3. Ruwatan Islami Rumah dan Tempat Usaha
  4. Buka Aura dan Pengisian Energi Spiritual
  5. Pengobatan Guna-guna, Sihir dan Teluh.
  6. Deteksi Barang/Orang Hilang
  7. dll, yang bermaksud dan tujuan atasnama kemaslahatan dan tidak menyimpang dari syariah Islam.

Asep Saeful Bahri tidak membantu :
  1. Susuk
  2. Guna-guna, Sihir dan lain-lain yang berindikasi mencelakakan atau mendholimi orang lain
  3. dll, yang berindikasi menyimpang dari syariah Islam.
Tempat Pelaksanaan Pengobatan
  1. Pengobatan langsung di tempat praktek
  2. Pengobatan langsung di tempat pasien
  3. Pengobatan jarak jauh

Prasyarat Pelaksanaan Pengobatan
  1. Yakinlah bahwa kesembuhan dan tercapainya maksud semata-mata datangnya dari Allah, dan Asep Saeful Bahri hanyalah membantu mengikhtiarkannya.
  2. Keyakinan adalah unsur utama, keyakinan terhadap ikhtiar yang ditempuh dalam melaksanakan pengobatan, bila terjadi keragu-raguan, sebaiknya berhenti daripada menjadi mubazir.
  3. Komitmen untuk menjaga silaturahim dalam rangka mengikhtiarkan pengobatan, menjaga komunikai antara Asep Saefu Bahri dengan klien/pasien untuk memantau hasil dan perkembangan dari penyembuhan dan ikhtiar terhadap suatu tujuan tertentu dari pasien.
  4. Hati-hati dengan nazar, sebab bila tak terlaksana, akan memberatkan kelak di akherat nanti.
Media yang digunakan dalam pengobatan:
  1. Air
  2. Garam
  3. dll
Tempat praktek
  1. Sukabumi
  2. Purwakarta
  3. Bandung
  4. Sukabumi Kota
untuk konsultasi dan informasi lebih lanjut :
mobile phone : 0857 2131 6199

Kesehatan: Harta Berharga Tak Ternilai

Ya, siapa orang di muka bumi ini yang tak menginginkan hidupnya sehat? Semua orang tentu menginginkan sehat dan terbebas dari berbagai macam penyakit baik lahir maupun bathin, jasmani dan rohaninya. Buktinya, banyak orang rela merogoh saku dalam-dalam, menghabiskan banyak uangnya, demi untuk menyembuhkan penyakit dan hidup sehat.

Kita tengok, setiap hari rumah sakit tak pernah sepi dari kunjungan orang-orang dengan beragam keluhan penyakitnya. Bahkan, UGD tak pernah sepi dari pasien. Meski begitu, ternyata masih banyak orang yang luput memperhatikan kesehatannya. Padahal, jika disadari, kesehatan adalah harta tak ternilai, sangat berharga lebih dari apapun.

Karena dengan kesehatanlah, segalanya menjadi terasa sangat berharga. Apapun yang kita makan menjadi terasa lebih nikmat. Nyatanya, orang yang tak sehat tak dapat menikmati makanan enak. Banyak yang hanya gigit jari menyaksikan orang lain menyantap makanan enak lantaran sakit yang dideritanya mengharuskan menjauhi beberapa makanan yang dilarang. Misalnya orang yang punya penyakit hipertensi tak boleh makan jeroan dan makanan yang banyak mengandung lemak dan kolesterol.

Buat apa banyak uang, tapi tidak sehat. Buat apa juga banyak harta tapi badan digerogoti penyakit. Apalagi sampai menginap di rumah sakit, punya banyak harta pun tak dapat dinikmatinya dengan baik. Contohnya, ternyata tak sedikit orang berkantong tebal dan berharta banyak di dalam tubuhnya bersarang penyakit elit seperti hipertensi, stroke, diabetes, asam urat dan lain sebagainya.

Tak sedikit diantaranya orang tak menyadari, bahkan tak tahu, bahwa kesehatan adalah karunia, anugerah dan nikmat yang patut disyukuri dan dijaga. Kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa harta terpaku pada materi atau uang yang banyak serta harta melimpah. Padahal sesungguhnya kesehatan lebih berharga dari itu semua. Misalnya, untuk meraih kesehatan dan kesembuhan dari penyakit yang dideritanya orang rela menebusnya dengan harga yang mahal, pulang pergi ke rumah sakit, ke sana ke mari mengupayakan kesehatannya.
Sadarkah Anda, bila kita luput memperhatikan kesehatan, akibatnya sangat fatal. Tak sedikit orang terkuras hartanya lantaran punya penyakit. Tak sedikit juga orang mengalami penurunan ekonomi yang drastis, hingga jatuh sengsara akibat punya penyakit. Kita sudah banyak melihat contoh, beberapa orang rela menghabiskan hartanya, menjual apa saja, bahkan sampai berutang untuk mengupayakan kesembuhannya.

Selain itu, tentunya orang sakit akan merepotkan banyak orang. Satu anggota keluarga sakit, nyaris semua anggota keluarga kebagian repotnya. Selain repot dalam berobat, mengurus sehari-hari, tentu juga akan kerepotan dalam memikirkan biayanya.

Jadi, Asep Saeful Bahri mengingatkan, sudahkah Anda mengetahui dan menyadari betapa berharganya kesehatan. Sudahkan Anda menyadari akan pentingnya mensyukuri dan memelihara nikmat karunia Allah berupa kesehatan ini. Pepatah mengatakan ‘sedia payung sebelum hujan’, jadi jaga kesehatan, baik sehat lahir maupun bathin, sebelum penyakit itu datang.

Koleksi Benda Pusaka

Benda-benda pusaka yang ditampilkan di halaman ini adalah sekadar menunjukan koleksi pribadi Asep Saeful Bahri. Tidak untuk diperjualbelikan. Ditampilkan di halaman ini adalah dengan tujuan hanya menunjukkan bahwa sebagian benda pusaka yang ditampilkan adalah buatan tangan manusia, merupakan karya adiluhung dari pendahulu kita yang layak diapresiasi. Sebab ada ungkapan "bangsa yang luhur adalah bangsa yang menghargai jerih payah leluhurnya".

Kita lestarikan budaya dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Kita fahami dan hayati filosofi yang terkandung di dalamnya. Sebagian koleksi benda hasil ‘sitaan’ dan ‘rampasan’ dari pasien dan murid-murid Asep Saeful Bahri untuk menghilangkan tuah dan kekultusan yang berlebihan yang menjurus pada bentuk kemusyrikan

Bukan bermaksud pamer bahkan menunjukkan kehebatan tingkat keparanormalan dari seorang Asep Saeful Bahri. Karena sebagian benda-benda ini didapat lewat pengangkatan dari alam ghaib

Selayaknya kita tidak mengagung-agungkan dan mengkultuskan benda-benda seperti yang ditampilkan di halaman ini. Selayaknya pula, sebagai makhluk berakal, kita tidak mengagumi dan menghormatinya secara berlebihan. Karena benda-benda pusaka itu hanyalah buatan makhlukNya. Yang patut diagung-agungkan dan dikultuskan hanyalah Allah SWT. Yang layak dikagumi dan dihormati dan diikuti adalah Rasul, ibu bapak, guru-guru dan orang-orang yang telah membantu kita dalam jalan kebenaran, dan jalan yang diridhoi Allah.





































Konsep Ruwatan Islami ala Asep Saeful Bahri

Yang terekam dalam benak orang-orang ketika mendengar kata ‘ruwatan’ identik dan mengarah kepada suatu prosesi/ritual pembersihan energi/aura negatif yang tujuannya membantu seseorang terlepas dari berbagai persoalan dan kesulitan hidupnya, sehingga akan meningkatkan kesuksesan usaha dan perkembangan karier, menghilangkan kesialan dalam dirinya, dan mencapai ketenangan hidup.

Pengertian ruwatan dalam bahasa Jawa kuno, kata dasarnya ‘ruwat’ berarti lebur (melebur) atau membuang. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata ‘ruwat’ berarti 1) pulih kembali dari sebagai keadaan semula; dan 2) terlepas (bebas) dari nasib buruk yang akan menimpa. Sedangkan ‘meruwat’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti 1) memulihkan kembali pada keadaan semula; dan 2) membebaskan orang dari nasib buruk yang akan menimpa. Kata ‘ruwatan’ dalam KBBI berarti upacara membebaskan orang dari nasib buruk yang akan menimpa (KBBI, 1999:856).

Dalam penafsiran orang-orang, ruwatan adalah salah satu cara untuk melepaskan diri dari dominasi energi negatif yang dalam bahasa Jawa kuno disebut Sengkala dan Sukerta.Orang yang diruwat adalah orang yang ingin menghilangkan energi negatif (kesialan) berupa sengkala dan sukerta yang melekat pada dirinya. Sengkala atau sukerta itu biasanya sebagai efek dari dosa dan kesalahan yang diperbuatnya, atau dalam istilah lain disebut karma, atau tulah.

Pada zaman sebelum Islam berkembang maju di tanah Jawa, ruwatan biasanya dilakukan untuk melepaskan diri dari sengkala dan sukerta akibat murka Dewa Batarakala. Tanda kemurkaan Batarakala terhadap diri seseorang yang dinyatakan mendapat sengkala dan sukerta adalah kesulitan rejeki, kesulitan jodoh, sakit-sakitan dan sebagainya yang berbau negatif.

Versi lain yang hampir sama, ruwatan itu sebenarnya kepercayaan non-Islam yang berlandaskan cerita wayang. Ruwatan artinya upacara membebaskan ancaman Batarakala ---raksasa pemakan manusia, anak Bataraguru atau raja para dewa. Batarakala adalah raksasa buruk rupa jelmaan dari sperma Bataraguru yang berceceran di laut setelah gagal bersenggama dengan permaisurinya, Batari Uma, ketika bercumbu di langit sambil menikmati terang bulan. Batarakala gemar memakan manusia yang dilahirkan dalam kondisi tertentu, seperti kelahiran yang menurut perhitungan kepercayaan tertentu akan mengalami penderitaan (sukerta), juga yang lahir dalam keadaan tunggal (ontang-anting), kembang sepasang (kembar), sendang apit pancuran (laki, perempuan, laki) dan lain-lain.

Bagi kita orang Islam, bila kita memahami benar inti dan tujuan ruwatan itu dilakukan, maka kita akan menemukan bentuk penyimpangan yang akan merusak akidah keIslaman kita. Orang-orang terdahulu melakukan ruwatan dengan tujuan agar terhindar dari kutukan Batarakala (dewanya orang-orang Hindu). Apabila kita sebagai orang Islam melakukan ruwatan dengan tujuan seperti itu, sesungguhnya kita telah berbuat Syirik. Artinya ketakutan dan penghidmatan kita tidak dialamatkan kepada Allah SWT, hal itu berarti kita telah musyrik.

Karena Allah telah berfirman :

"Sekiranya ada dilangit dan bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan."(QS.Anbiyaa’(21):22)

Jika kita mempercayai adanya Dewa Batharakala maka kita telah syirik pada Allah Ta’ala. Allah telah berfirman :

"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendakiNya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (An-Nisa’: 48)

Jika kita mempercayai adanya kesialan akibat pertanda pada tubuh, kelahiran, tanda-tanda alam dan semacamnya maka dia telah melakukan tathayyur dan ini merupakan bentuk kesesatan.Rasulullah telah bersabda :

Dari Imran bin Hushain Radhiallahu Anhu, ia berkata: ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Bukan termasuk golongan kami yang melakukan atau meminta tathayyur (menentukan nasib sial berdasarkan tanda-tanda benda, burung dan lain-lain), yang meramal atau yang meminta diramalkan, yang menyihir atau meminta disihirkan dan barangsiapa mendatangi peramal dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam."(HR. Al-Bazzaar, dengan sanad jayyid).

Sedangkan apabila prosesi ruwatan itu sendiri dengan adanya bentuk pemujaan kepada selain Allah SWT, dengan media yang kental dengan bentuk kesyirikan seperti sesajen dll, maka ruwatan adalah bentuk kesesatan.


Ruwatan Islami oleh Asep Saeful Bahri.

Ruwatan Islami dalam konteks Asep Saeful Bahri adalah prosesi atau aktivitas spritual yang dalam prakteknya berpedoman pada syariah Islam, dengan tujuan membersihkan sesuatu yang diruwat itu dari aura/energi negatif yang berpengaruh negatif, baik yang ditimbulkan oleh sesuatu bersifat internal maupun eksternal. Yang bersifat internal itu adalah bersumber dari sikap dan perilaku yang diruwat. Sedangkan yang bersifat eksternal bisa bersumber dari luar yang sifatnya misteri.

Pola yang dilakukan oleh Asep Saeful Bahri dalam ruwatan ini sebetulnya jauh dari konteks ruwatan yang umum dilakukan. Sejatinya, prosesi, ritual atau aktivitas spiritual dengan tujuan membersihkan, merevitalisasi sesuatu dari pengaruh aura/energi negatif yang berpengaruh negatif itu hanya meminjam istilah ‘ruwatan’ saja, pada prakteknya ruwatan yang dilakukan Asep Saeful Bahri mempunyai tata cara berbeda yang lebih Islami dan tidak menyimpang dari ajaran Islam


Ruwatan Tempat Tinggal dan Tempat Usaha.

Sebagian orang masih tidak mengetahui apa yang terjadi, apa yang menyebabkan tempat tinggal atau tempat usahanya menjadi lain dari lajimnya. Seperti fenomena, rumah seperti kuburan, banyak unsur diluar nalar yang bersifat misteri terjadi, seperti banyak gangguan makhluk halus. Tiba-tiba tempat usaha jadi sepi, lain dari biasanya, serta banyak gangguan yang sebab-sebabnya bersifat misterius.


Mengapa tempat tinggal atau tempat usaha kita perlu diruwat?

Rumah merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Dari rumahlah perjalanan kehidupan seseorang bermula. Kondisi rumah yang nyaman dan menyenangkan untuk ditinggali adalah sumber kebahagiaan bagi para penghuninya. Keberhasilan seseorang dalam kariernya bisa berawal dari rumah. Namun bagaimana bila rumah yang ditinggali kondisinya berubah menjadi tidak nyaman dan tak menyenangkan karena sesuatu hal. Tentunya rumah bukan lagi menjadi seperti ungkapan ‘rumahku sorgaku’, malah rumah ibaratnya menjadi neraka.

Lalu apa yang membuat rumah menjadi tidak nyaman dan tak menyenangkan untuk ditinggali? Penyebabnya bisa dari dalam rumah itu sendiri dan dari luar. Penyebab dari dalam rumah, bisa jadi faktor perilaku antara penghuni rumah. Misalnya pertengkaran yang bermula dari kesalahfahaman, keegoisan masing-masing penghuni rumah, dan lain-lain yang bersifat mengurangi kenyamanan suasana rumah. Hubungan antara seluruh penghuni rumah yang harmonis, tenang dan damai akan menciptakan kondisi rumah dengan suasana yang nyaman untuk ditinggali. Penyebab ini, lebih mudah dicarikan pemecahannya ketimbang penyebab dari luar, yakni tinggal bagaimana mengembalikan keharmonisan hubungan antara seluruh penghuni rumah dan menjaganya.

Faktor kebersihan, keserasian, tata letak isi rumah pun berpengaruh terhadap kenyamanan kondisi dan suasana rumah. Dapat dibayangkan bila kita tinggal di sebuah rumah yang kondisinya kotor dan berantakan, tentu tidak akan merasa nyaman bukan? Dalam tata letak, keserasian menempatkan barang pada tempat yang pas juga berpengaruh, orang China mengenal kaidah-kaidah tata letak di lingkungan rumah dengan ilmu Fengshui. Faktor kebersihan, keserasian dan tata letak lingkungan rumah, merupakan faktor yang bisa dikatakan masih terjangkau nalar umum.

Sedangkan faktor lain yang kadang sulit diterjemahkan dengan akal sehat. Seperti kita banyak mendengar dan menyaksikan, sebuah rumah yang mulanya tidak bermasalah, tenang dan damai, tiba-tiba berubah 180 derajat. Tiba-tiba rumah menjadi tidak nyaman ditinggali, padahal tidak ada masalah dengan hubungan antara seluruh penghuni rumah. Rumah yang tadinya berkesan nyaman, sejuk dan bersahabat, lalu orang melihat rumah dari luar berkesan tidak nyaman dan tak bersahabat.

Faktor itu, kemungkinan pengaruh energi negatif yang salah satunya ditimbulkan oleh pengaruh penghuni lingkungan rumah yang tak kasat mata selain manusia, seperti makhluk halus/jin, dll. Ketika kondisi jasmani dan rohani/spiritual manusia lemah maka gesekan energi/aura yang ditimbulkan dari makhluk halus akan memberi pengaruh buruk pada manusia yang tinggal di lingkungan tersebut. Jin yang memberi pengaruh negatif itu kemungkinan menyukai sebuah tempat di lingkungan rumah untuk dia tinggali. Atau barangkali makhluk halus yang iseng dan berniat mengganggu ketentraman kondisi dan suasana lingkungan rumah.

Pengaruh tersebut bisa berdampak psikologis, misalnya emosi, rentan percekcokan. Dampak psikologis lain, membuat penghuni rumah menjadi malas beraktivitas terutama dalam bekerja, yang pada akhirnya akan membuat kemunduran ekonomi. Bahkan bisa rentan terkena penyakit nonmedis. Maka perlu dilakukan ruwatan untuk mengembalikan kondisi tempat tinggal seperti keadaan semula.

Seperti halnya rumah, tempat usaha pun seperti kantor, pabrik, toko dan lain-lain dapat berubah dari tempat sumber mata pencaharian sumber kehidupan, malah dapat menjadi sumber malapetaka. Selain penyebabnya seperti yang terjadi pada rumah, dapat difahami kondisi perekonomian zaman sekarang, persaingan usaha menjadi tak terhindarkan bahkan semakin ketat. Masih banyak orang untuk memenangkan persaingan usaha tak jarang memakai cara yang tidak fair, menghalalkan segala cara bahkan rela melakukan tindakan di luar batas. Misalnya dengan sihir, guna-guna, mengirimkan pengaruh negatif melalui media makhluk halus dengan bantuan dukun, dan lain-lain yang berupaya membuat tempat usaha agar mengalami kemunduran. Upaya yang dilakukan melalui ruwatan ditujukan untuk membersihkan tempat usaha dari pengaruh energi negatif baik yang ditimbulkan oleh faktor sederhana maupun yang riskan.


Ruwatan dengan Media Air dan Garam.

Pada dasarnya, ruwatan yang dilakukan Asep Saeful Bahri menggunakan media air dan garam, itu saja. Tanpa disertai berbagai macam sesajen seperti ruwatan pada umumnya. Lain dari prosesi ruwatan yang lazimnya memakai mantra atau jampi-jampi tertentu, Asep Saeful Bahri hanya menggunakan doa-doa yang bersifat Islami seperti doa yang bersumber dari Al-Quran dan yang diajarkan nabi dan para wali.

Dasar yang dijadikan pedoman dalam ruwatan ini Asep Saeful Bahri berpegang pada apa yang diajarkan rasul, yakni seperti yang dikemukakan Rasul ; "Hiasilah rumahmu dengan bacaan ayat-ayat Allah. Terangilah rumahmu dengan bacaan Al-Qur’an". Maka dari itu Asep Saeful Bahri dalam meruwat hanya menggunakan media air dan garam yang dibacakan doa lalu dipercik-percikan ke segenap penjuru tempat.

Healing Spiritual Power (Pengobatan Spiritual)

Konsep Pengobatan Spiritual oleh Asep Saeful Bahri


"Dan katakan (wahai Muhammad) bahwa (Al Quran) itu adalah petunjuk dan menyembuhkan bagi orang-orang yang beriman" (QS 41:42)


Nabi berpesan ‘ingatlah lima perkara sebelum lima perkara; salah satu perkara adalah ingatlah sehat sebelum sakit’. Hal itu berarti Nabi SAW tentang kesehatan jasmani dan rohani selalu menekankan pada tindakan preventif alias pencegahan terhadap penyakit. Salah satunya ajaran Islam dalam mencegah penyakit yang utama menekankan untuk memperhatikan kebersihan, baik kebersihan diri dan lingkungan. Seperti ungkapan Nabi SAW, "Annadhofatu minal iman" yang artinya : "Kebersihan sebagian dari pada iman. Sikap preventif yang diajarkan Nabi SAW ternyata terbukti, sebab, manakala orang lalai dalam menjaga kesehatannya maka ia akan mengalami kesakitan. Apabila orang lalai dalam menjaga kebersihan maka penyakit akan rentan mudah menyerang.


Pengobatan jaman sekarang acapkali bertumpu pada aspek fisik/tubuh saja, padahal seperti kita ketahui selain tubuh/ragawi dalam diri seseorang terdapat aspek rohani/jiwa yang bisa terserang penyakit. Penyembuhan fisik ini tertuju dari luar ke dalam, sementara penyembuhan spiritual bertumpu dari dalam ke luar, dengan menggunakan metode pengolahan spiritual yang berpedoman pada syariah Islam.


Ajaran Nabi mengenai kesehatan dan pengobatan sangatlah luas, di dalamnya termasuk pengobatan fisik, pengobatan melalui pola makan seperti puasa dll, berolah-raga, bekam, ruqyah dan lain-lainnya. Di sini kita akan membahas pengobatan spiritual seperti yang dilakukan Asep Saeful Bahri.


Energi spiritual sebagai sarana pengobatan spiritual umumnya dilakukan melalui pengolahan atau aktivitas bersifat spiritual. Orang-orang Hindu atau Budha mengenal pengolahan atau aktivitas bersifat spiritualnya dengan meditasi, melalui bacaan-bacaan ‘mantra’ yang bersumber dari kitab sucinya. Sedangkan yang diajarkan Islam adalah melalui pengolahan spiritual dengan bacaan-bacaan ayat Al-Quran, dan doa-doa, serta dzikir-dzikir yang di ajarkan para Nabi dan para Wali.


Dalam konteks komparasi ilmiah, pengobatan spiritual adalah penyembuhan dengan energi spiritual yang didapat dari pengolahan atau aktivitas spiritual. Energi spiritual atau yang diistilahkan dengan energi ilahiah yang didapatkan dari aktivitas bersifat spiritual berfungsi untuk melakukan penyembuhan dalam diri seseorang.


Seperti pada ilmu kedokteran, dalam setiap tubuh manusia terdapat antibodi atau sistem imunitas sebagai sistem pertahanan dan penyembuhan dari penyakit. Dalam keilmuan metafisik, di setiap diri seseorang telah mempunyai energi. Energi itu banyak yang diistilahkan dengan bioenergi atau bioelektik, yang berarti energi diri, atau praktisi tenaga dalam sering menyebutnya dengan tenaga metafisik atau tenaga dalam.


Berhubugan dengan ilmu energi menurut ahli fisika Einstein, E=MC2, energi ini menghasilkan peningkatan pangkat ketika diaktifkan, meningkatkan perluasan energi atom disekelilingnya, menyebarkan energi berantai dari pelepasan energi tersebut. Dalam konteks pengobatan spiritual ini, pada intinya adalah energi spiritual atau energi ilahiah yang akan menstimulan atau membantu bioenergi, juga membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja sistem antibodi atau sistem imunitas tubuh yang akan bekerja dalam proses pertahanan dan penyembuhan dari penyakit.



Metode yang digunakan

Tahap dasar
Tahap dasar dari konsep pengobatan spiritual yang dilakukan oleh Asep Saeful Bahri ini adalah dengan pengolahan spiritual tahap mendasar bagi pasien. Dimana Asep Saeful Bahri akan merevitalisasi pola spiritual pada pasien. Intinya, Asep Saeful Bahri akan memberikan gambaran mengenai asal usul penyakit dan pola penyembuhan ditinjau dari konteks spiritual berpedoman syariah Islam, juga secara psikologis.


Asep Saeful Bahri akan mendeteksi kriteria penyakit pasien, apakah penyakit medis atau nonmedis, apakah bersifat jasmani atau rohani. Bagaimana penyakit itu datang, bisa bersumber karena faktor sikap dan perilaku atau faktor lainnya. Sebab datangnya penyakit tentu ada sebab-sebabnya. Apakah penyakit itu bersifat bagian dari ujian yang diberikan oleh Allah, ataukan penyakit itu peringatan bahkan azab dari Allah terhadap seseorang karena tingkah lakunya.


Menilai kriteria penyakit yang bersifat bagian dari ujian, peringatan atau bahkan azab dari Allah memang bukan perkara gampang. Karena sulit untuk mencari indikatornya. Namun secara spiritual Asep Saeful Bahri akan menganalisanya. Bila Allah menginzinkan pada proses penyembuhan dengan memberikan petunjuk kepada Asep Saeful Bahri bahwa penyakit itu bagian dari ujian, peringatan bahkan azab dari Allah, maka langkah selanjutnya pengobatan spiritual akan dilakukan. Tahap mendasar adalah dengan merevitalisasi pola kehidupan spiritual pasien. Apa yang telah dilakukan si pasien sehingga ia terkena penyakit, apakah dari aspek medis, psikologis atau spiritual. Selanjutnya akan diakukan pengobatan spiritual. Baik pengobatan spiritual itu melibatkan Asep Saeful Bahri sendiri sebagai perantara pengobatan, atau si pasien sendiri, bahkan Asep Saeful Bahri dan pasien.


Pengobatan dengan Ruqyah dan Doa
Pada hakekatnya ruqyah yang dilakukan oleh Asep Saeful Bahri tidak berbeda jauh dengan ruwatan Islami, yakni bertujuan untuk menyembuhkan berbagai penyakit yang diderita pasien, membangkitkan pola sikap dan perilaku spiritual yang lebih baik, serta meminimalisir dan membersihkan pasien dari pengaruh energi negatif. Referensi dalam pengobatan spiritual yang dilakukan Asep Saeful Bahri adalah mengambil ajaran rasul, beberapa pengobatan yang Islami diantaranya degan bekam, ruqyah dan dengan meminum madu.


Orang kadung mengidentikan ruqyah sebagai metoda pengobatan untuk penyembuhan dari penyakit nonmedis, yang bersifat mistis, seperti kesurupan, guna-guna, sihir dan lain-lain. Padahal ruqyah dapat juga dilakukan untuk mengobati penyakit medis. Yang sasaran dan tujuannya adalah pengolahan/aktivitas spiritual untuk memperoleh ridho Yang Maha Penyembuh yakni Allah SWT dan Syafaatnya Rasullullah SAW, sehingga Allah berkenan memberikan kesembuhan melalui energi spiritual atau enegi ilahiah yang bertugas dalam proses penyembuhan terhadap berbagai macam penyakit.


Dalil-dalil yang melandasi ruqyah seperti :

1. Firman Allah:

"Dan kami turunkan dari al-Qur’an itu sesuatu yang menjadi penawar (spiritual maupun fisik) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.."(al-Isra: 82)

2. Dari Aisyah RadhiAllahu ‘anha bahwa Rasulullah ShallAllahu ‘alaihi wasallam pernah masuh ke rumahnya ketika sedang mengobati dan menjampi seorang wanita, lalu Nabi bersabda " Obatilah dengan kitab Allah"

3. Diriwayatkan oleh Bukhari , disebutkan bahwasanya Abu Sa’id al-Khudri pernah menjampi seseorang dengan surat al-Fatihah. Kemudian Rasulullah mengiyakannya dan bertanya kepadanya: "Bagaimana kau tahu bahwa surat al-Fatihah itu dapat di gunakan untuk meruqyah"

Sedangkan pengobatan dengan doa, pada dasarnya baik ruwatan, ruqyah maupun pengobatan dengan doa sama saja pengobatan spiritual. Hanya tata cara dan media yang digunakan oleh Asep Saeful Bahri berbeda-beda. Media yang digunakan sebagai sarana dalam pengobatan spiritual yang dilakukan Asep Saeful Bahri adalah dengan air dan garam. Air yang telah di doakan dengan doa-doa sesuai ajaran Islam diminumkan ke pasien, bisa juga ditambahkan untuk mandi. Sedangkan garam ditaburkan ke segenap penjuru lingkungan yang hendak di ruwat.


Begitupun pengobatan melalui dzikir. Pada hakekatnya, pengobatan melalui dzikir kebanyakan dilakukan untuk tujuan penyembuhan penyakit psikologis meski tidak selalu begitu. Karena dengan berdzikir akan membuat hati mencapai ketenangan dan kemantapan dalam melakukan sesuatu. Hingga hasilnya, hidup menjadi tenang, bekerja menjadi semangat, sikap dan perilaku berubah menjadi lebih terarah dan lebih baik. Namun dzikir yang diberikan untuk dikerjakan, tentunya melihat kapasitas dan kemampuan si pasien. Jangan sampai kapasitas kemampuannya kurang, namun diberikan melebihi batas kapasitas dan kemampuannya. Hingga bukan kesembuhan yang didapat, malah sebaliknya.

"Hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram". (QS. Ar Rad : 28)


Persiapan dan tata cara dalam Pengobatan Spiritual (Ruwatan, Ruqyah, dll)
Tak ada persiapan atau syarat khusus, selain air untuk ruqyah, air dan garam untuk ruwatan tempat tinggal atau tempat usaha, dalam pengobatan spiritual yang dilakukan oleh Asep Saeful Bahri. Hanya persiapan dan tata cara pelaksanaan pengobatan meliputi:

  1. Menyiapkan mental yang teguh dalam menempuh upaya penyembuhan melalui pengobatan spiritual yang dilakukan oleh Asep Saeful Bahri. Meyakini bahwa kesembuhan datangnya hanya dari Allah semata, sedangkan Asep Saeful Bahri hanyalah perantara yang mengikhtiarkannya;
  2. Bertaubat kepada Allah dari segola dosa dan kekhilafan yang pernah diperbuat;
  3. Merelakan segala benda yang punya kekuatan ghaib, seperti jimat, rajah, pusaka dan lain-lain kepada Asep Saeful Bahri untuk menghindarkan dari kesyirikan dan menghilangkan kekultusan benda tersebut.
  4. Membaca doa-doa, dzikir ayat-ayat yang diberikan Asep Saeful Bahri yang bersumber dari al quran dan apa yang diajarkan rasul dan para wali. Semisal, doa perlindungan : Ayatul kursi, Al Ikhlas, Al Falaq, AnNas
  5. Dan lain-lain yang lebih jelasnya akan diketahui pada proses pengobatan.


Intisari dari Konsep Pengobatan Spiritual Oleh Asep Saeful Bahri

Konsep Pengobatan spiritual yang dilakukan oleh Asep Saeful Bahri adalah upaya pengobatan, baik penyakit lahir maupun batin, penyakit medis maupun non medis, dengan pengolahan spiritual sang pasien. Pengobatan spiritual oleh Asep Saeful Bahri bertumpu pada kombinasi pengolahan spiritual dan psikologis. Meneruskan pola pengobatan yang dilakukan oleh Nabi SAW dan para pendahulu yang bertitik tolak pada syariah Islam.

Pengolahan/aktivitas spiritual melalui ibadah, berdoa, berdzikir dan membaca ayat-ayat Allah dalam konteks pengobatan spiritual merupakan perwujudan dari dimensi ketafakuran seorang hamba/manusia. Dimensi tafakur atas kekuasaan Allah. Baik dalam berdoa, berdzikir maupun beribadah lainnya tidak terhenti pada gerak dan pelantunannya semata, tetapi bertumpu pada totalitas kehambaan seorang manusia yang lemah, yang tidak ada daya upaya kecuali atas kehendak Allah. Totalitas kehambaan seorang manusia yang memasrahkan dirinya kepada Allah atas ketentuan yang dikehendaki Allah.


Hikmah-hikmah yang dapat diambil dari salah satu bentuk ikhtiar melalui pengobatan spiritual adalah :

  1. Kesadaran Sebagai Hamba
    Kesadaran bahwa sebagai manusia ternyata kita lemah, tidak bisa apa-apa tanpa kehendak Allah. Tak ada yang patut disombongkan dari setiap apa yang kita miliki, karena semuanya termasuk diri kita adalah kepunyaanNya.
  2. Kesadaran Akan Kekuasaan Allah
    Kesadaran akan kekuasan Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, Yang memberi Kesembuhan dari penyakit. Kesadaran akan segala kuasa Allah. Kuasa Allah dalam memberikan penyakit, dan kuasa Allah dalam mengatur waktu, cara dan metode yang digunakan dalam penyembuhan penyakit.

Dokter dan Ahli Pengobatan Altenatif: Kita Saling Melengkapi

Dunia kedokteran terus berkembang dari masa ke masa. Alat-alat kedokteran dan obat-obatan baru pun ditemukan dan dikembangkan. Rumah sakit, klinik dan praktek dokter pun berdiri di pelosok-pelosok negeri. Bahkan calon dokter dan calon pelayan kesehatan semakin banyak. Siswa-siswa kedokteran dan keperawatan membludak di rata-rata sekolah kedokteran dan kesehatan. Sejalan dengan hal itu, pengobatan alternatif tidak lantas kehilangan gegap gempitanya, bahkan pengobatan alternatif tidak tergusur dengan beragam perkembangan dunia medis. Malah mampu bertahan dan ikut berkembang.


Pengobatan alternatif tetap bertahan dan semakin diminati masyarakat karena telah terbukti secara empirik. Di lain sisi, pengobatan alternatif lebih fleksibel, baik dari sisi metode yang digunakan maupun dari sisi pembiayaannya. Walaupun tak semua masyarakat mampu menerimanya, karena sebagian terkadang susah dijelaskan dengan ilmiah.


Pengobatan alternatif dengan obat-obatan alternatifnya, hingga kini masih diakui banyak masyarakat. Obat alternatif, terutama yang bersifat alami seperti obat herbal dan jamu-jamuan, masih tetap bertahan dan telah terbukti secara empirik kemujarabannya.

Zaman semakin melangkah modern, dunia kesehatan dan kedokteran pun turut kian berkembang. Seyogyanya antara dokter maupun ahli pengobatan alternatif sama-sama saling belajar untuk mengikuti tantangan perkembangan zaman. Seharusnya pun dalam konteks mewujudkan kesehatan masyarakat, dokter dan ahli pengobatan alternatif dapat bersinergi dalam artian saling melengkapi. Bahkan bisa jadi dokter belajar ilmu pengobatan alternatif, begitupun ahli pengobatan alternatif belajar ilmu kedokteran. Karena hal itu sesungguhnya saling mendukung. Tinggal bagaimana masyarakat memilih, apakah ke pengobatan medis atau ke pengobatan alternatif.


Diambil garis tengahnya, kedokteran dan pengobatan alternatif pada dasarnya mempunyai satu tujuan, yakni dalam pengobatan atau penyembuhan suatu penyakit. Tak terlalu berlebihan jika dokter menguasai ilmu kedokteran dan ilmu pengobatan alternatif, sebaliknya ahli pengobatan alternatif menguasai ilmu pengobatan alternatif dan ilmu kedokteran, karena keduanya akan lebih menyempurnakan upaya penyembuhan penyakit.


Masyarakat kita rata-rata masih mengandalkan pengobatan alternatif karena dipandang biayanya relatif lebih murah dibanding ke rumah sakit atau dokter spesialis. Selain itu, masyarakat menganggap metode penyembuhannya lebih simpel. Pengobatan alternatif yang masih diandalkan masyarakat kita ramai dan berkembang rata-rata dari mulut ke mulut dan dari rekomendasi para penderita yang penyakitnya sembuh dengan jalan pengobatan alternatif.


Oleh karena saat ini pengobatan medis modern dan pengobatan alternatif semakin berkembang. Seharusnya dalam satu koridor tujuan yang mulia yakni membantu kesembuhan masyarakat, baik dokter ataupun ahli pengobatan alternatif seharusnya bisa saling melengkapi, bahkan bersinergi. Meskipun kadang tidak sulit untuk lepas dari persaingan bermotif pengabdian dan orientasi materi.

Biografi Asep Saeful Bahri

Penampilan Kurang Meyakinkan.

Dont judge a book from the cover’ begitu salah satu ungkapan populer. Muda, lugas dalam perkataan, humoris, adalah kesan pertama yang tertangkap dari sosok Asep Saeful Bahri. Sepintas orang tak menyangka kalau ayah dua anak ini adalah seorang ahi pengobatan spiritual/alternatif, populernya disebut 'paranormal'. Di luar praktek pengobatannya, penampilannya sama sekali tak terlihat seperti kebanyakan paranormal, malah nampak seperti lajimnya orang biasa.

Kesehariannya yang tak terlalu mencirikan bahwa ia seorang paranormal, bagi Asep Saeful Bahri, adalah jati dirinya yang senantiasa memupuk sikap rendah hati dan bersahaja, tak terlalu mau mencirikan bahwa ia mempunyai kelebihan dibanding banyak orang biasa. Tapi "janganlah hanya melihat sesuatu pada si pembawanya, namun lihatlah pada apa yang dibawanya".


Jadi Paranormal: Tidak Bercita-cita, Mimpi pun Tidak.

Banyak hal yang tidak terduga terjadi di dunia ini. Pun begitu terjadi pada diri Asep Saeful Bahri. Berjumput misteri dan teka-teki banyak menghinggapi perjalanan kehidupannya. Seperti kemampuannya dalam pengobatan spiritual, sama sekali tak terduga sebelumnya. Tak terbesit dalam fikirannya, bercita-cita bahkan bermimpi pun tidak sama sekali kalau ia akan terjun dalam bidang pengobatan spiritual yang kini ditekuninya. Baginya, mungkin apa yang kini didapat dan dijalaninya merupakan skenario dari Yang Maha Kuasa jalan hidupnya mesti begini.

Alur hidup yang menarik sekaligus penuh teka-teki dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Betapa tidak, Asep pernah lama berkecimpung menjad dai/mubaligh dan lama mengenyam kehidupan lingkungan pesantren. Setelah itu manisnya jerat kenikmatan duniawi membuatnya terjerumus ke dunia kelam penuh maksiat. Beberapa saat mengalami masa 'jahiliyah', bergelimang harta dan dosa. Hingga akhirnya disinilah sejarah keparanormalannya bermula.

Dalam masa tersesat di ranah kehidupan kelam, Allah SWT memberikan hidayah dan maghfirah kepadanya. Belum lagi lepas dari ujian taubatnya, ujian lainnya segera menyusulnya. Karier dan usaha yang cukup lama digelutinya hancur, dari sini membuat berbagai kesulitan menghampirinya, bahkan sampai titik nadir. Namun di sini letak kekuasaan Allah SWT, Allah memberikan pertolongan, dan membimbingnya hingga ia mendapatan sesuatu, hasil dan hikmah dari apa yang ditempuhnya.

Tak ada yang mudah dan gratis untuk mendapatkan sesuatu yang berharga. Hal itu berlaku pada Asep, Allah SWT pun menitipkan ilmu kepadanya tidak secara cuma-cuma. Ilmu dan kemampuannya dalam pengobatan spiritual harus ia tebus dengan mahal, sarat perjuangan dan pengorbanan. Hal itu lajimnya disebut dengan lelaku spiritual atau tirakat. Singkatnya, hingga setahap demi setahap Asep menjadi seperti sekarang ini.

Bisa dikatakan ilmu yang diperolehnya langsung dari Allah SWT tanpa melalui manusia. Atau populernya orang menyebut dengan ‘ilmu laduni’. Bagi Asep, ilmu yang diperolehnya adalah anugerah dan titipan dari Allah SWT untuk dipergunakan dengan tujuan dan keperluan kemaslahatan banyak orang.



Paduan Dua Trah.

Asep Saeful Bahri adalah produk dari paduan dua trah berbeda. Dari sang ayah, mewarisi trah santri. Konon, menurut penuturan orangtua Asep yang telah turun temurun, Asep Saeful Bahri masih mempunyai garis keturunan dari Sultan Hasanuddin, Banten. Meski tak ada data tertulis yang mensahihkan silsilah dan garis keturunan dari sang ayah. Bagi Asep, bukan hanya sebuah kebanggaan melainkan sebuah tanggung jawab untuk memelihara citra yang telah dibangun oleh para pendahulunya dengan karya nyata sesuai dengan yang diajarkan leluhurnya.

Sedangkan garis keturunan sang ibu Asep Saeful Bahri mewarisi trah jawara. Konon, menurut keterangan orangtua dari fihak ibu, yang menyebutkan bahwa Asep Saeful Bahri masih mempunyai garis keturunan dari Pembesar Padjadjaran.

Kombinasi kedua trah yang berbeda inilah yang melengkapi "cupat" dan sebagaian watak serta gaya kesehariannya. Kedua trah yang bebeda ini sebagiannya menurunkan watak dan sifat masing-masing kepada Asep Saeful Bahri. Trah santri dari garis keturunan sang ayah menurunkan dan membentuk watak kesantriannya, gaya bicara dalam kesehariannya terutama ketika menghadapi pasien dan murid-muridnya kental dengan wejangan khas seorang Kiai. Hal itu juga karena hasil dari proses Asep Saeful Bahri selama beberapa tahun menggali lmu dan hidup di lingkungan pesantren. Sehingga bila ditanya masalah agama yang berkenaan dengan dunia pengobatan spiritual yang digelutinya, ia minimal dapat menjawabnya dengan baik. Sedangkan trah jawara dari sang ibu, menurunkan watak dan sifat yang rada ‘negong’ dan sedikit ‘ngoboy’.

Warisan kedua trah ini menurunkan watak kepadanya sehingga ia dapat masuk ke kalangan "nyantri" yang kental dengan urusan agama sekaligus ia dapat masuk ke kalangan golongan ‘funky’.

Meski tak ada data otentik dan bukti tertulis mengenai garis keturunan dan pertalian darah dari kedua trah itu, dan kalaupun ada, bagi Asep tetaplah itu tak menjadikannya berbangga diri. Karena menurutnya, otoritas untuk menentukan seseorang lahir dari trah tertentu hanyalah kewenangan Allah SWT. Dan Asep Saeful Bahri hanya menjalaninya dan hanya ingin menjadi diri sendiri. Bayang-bayang nama besar dari kedua trah itu bagi Asep hanyalah menjadi sebuah tanggung jawab untuk meneruskan sisi-sisi positif dari apa yang telah dilakukan leluhurnya dengan bidang dan kemampuan yang dia punya.



Aneh dan Misteri.

Aneh dan misteri, duabelas bulan lamanya Asep Saeful Bahri berada dalam kandungan sang ibu sebelum dilahirkan pada 14 November 1973 di Ciurug, Banten pedalaman. Usia kandungan yang tak lajim dialami ibu hamil pada umumnya. Bahkan Asep Saeful Bahri lahir tiba-tiba, ketika sang ibu melahirkannya, diakui sang ibu tak ada tanda-tanda akan melahirkan. Semua terjadi dengan mendadak.

Namun, kalau ada orang yang berobat dengan berbagai penyakit yang dikeluhkannya lantas sembuh, itu tidak aneh. Karena bagi Asep, sesungguhnya penyembuhan itu datangnya dari Allah. Ia hanyalah perantara yang membantu mengikhtiarkannya.



Praktek Pengobatan Spiritual/Alternatif.

Hingga saat ini, Asep menjaga amanah ilmu dan kemampuan yang dititipkan Allah dengan membantu orang-orang, tak terkecuali dari golongan manapun, tak pandang bulu, dengan sebisanya. Namun yang ia tekankan dalam upaya pengobatannya adalah, meyakinkan kepada siapapun bahwa kesembuhan itu datangnya dari Allah. Sedangkan Asep, hanya membantu dalam mengikhtiarkannya.

Asep Saeful Bahri membuka praktek di beberapa tempat :
1. Sukabumi
2. Purwakarta
3. Bandung
4. Sukabumi Kota