Biografi Asep Saeful Bahri

Penampilan Kurang Meyakinkan.

Dont judge a book from the cover’ begitu salah satu ungkapan populer. Muda, lugas dalam perkataan, humoris, adalah kesan pertama yang tertangkap dari sosok Asep Saeful Bahri. Sepintas orang tak menyangka kalau ayah dua anak ini adalah seorang ahi pengobatan spiritual/alternatif, populernya disebut 'paranormal'. Di luar praktek pengobatannya, penampilannya sama sekali tak terlihat seperti kebanyakan paranormal, malah nampak seperti lajimnya orang biasa.

Kesehariannya yang tak terlalu mencirikan bahwa ia seorang paranormal, bagi Asep Saeful Bahri, adalah jati dirinya yang senantiasa memupuk sikap rendah hati dan bersahaja, tak terlalu mau mencirikan bahwa ia mempunyai kelebihan dibanding banyak orang biasa. Tapi "janganlah hanya melihat sesuatu pada si pembawanya, namun lihatlah pada apa yang dibawanya".


Jadi Paranormal: Tidak Bercita-cita, Mimpi pun Tidak.

Banyak hal yang tidak terduga terjadi di dunia ini. Pun begitu terjadi pada diri Asep Saeful Bahri. Berjumput misteri dan teka-teki banyak menghinggapi perjalanan kehidupannya. Seperti kemampuannya dalam pengobatan spiritual, sama sekali tak terduga sebelumnya. Tak terbesit dalam fikirannya, bercita-cita bahkan bermimpi pun tidak sama sekali kalau ia akan terjun dalam bidang pengobatan spiritual yang kini ditekuninya. Baginya, mungkin apa yang kini didapat dan dijalaninya merupakan skenario dari Yang Maha Kuasa jalan hidupnya mesti begini.

Alur hidup yang menarik sekaligus penuh teka-teki dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Betapa tidak, Asep pernah lama berkecimpung menjad dai/mubaligh dan lama mengenyam kehidupan lingkungan pesantren. Setelah itu manisnya jerat kenikmatan duniawi membuatnya terjerumus ke dunia kelam penuh maksiat. Beberapa saat mengalami masa 'jahiliyah', bergelimang harta dan dosa. Hingga akhirnya disinilah sejarah keparanormalannya bermula.

Dalam masa tersesat di ranah kehidupan kelam, Allah SWT memberikan hidayah dan maghfirah kepadanya. Belum lagi lepas dari ujian taubatnya, ujian lainnya segera menyusulnya. Karier dan usaha yang cukup lama digelutinya hancur, dari sini membuat berbagai kesulitan menghampirinya, bahkan sampai titik nadir. Namun di sini letak kekuasaan Allah SWT, Allah memberikan pertolongan, dan membimbingnya hingga ia mendapatan sesuatu, hasil dan hikmah dari apa yang ditempuhnya.

Tak ada yang mudah dan gratis untuk mendapatkan sesuatu yang berharga. Hal itu berlaku pada Asep, Allah SWT pun menitipkan ilmu kepadanya tidak secara cuma-cuma. Ilmu dan kemampuannya dalam pengobatan spiritual harus ia tebus dengan mahal, sarat perjuangan dan pengorbanan. Hal itu lajimnya disebut dengan lelaku spiritual atau tirakat. Singkatnya, hingga setahap demi setahap Asep menjadi seperti sekarang ini.

Bisa dikatakan ilmu yang diperolehnya langsung dari Allah SWT tanpa melalui manusia. Atau populernya orang menyebut dengan ‘ilmu laduni’. Bagi Asep, ilmu yang diperolehnya adalah anugerah dan titipan dari Allah SWT untuk dipergunakan dengan tujuan dan keperluan kemaslahatan banyak orang.



Paduan Dua Trah.

Asep Saeful Bahri adalah produk dari paduan dua trah berbeda. Dari sang ayah, mewarisi trah santri. Konon, menurut penuturan orangtua Asep yang telah turun temurun, Asep Saeful Bahri masih mempunyai garis keturunan dari Sultan Hasanuddin, Banten. Meski tak ada data tertulis yang mensahihkan silsilah dan garis keturunan dari sang ayah. Bagi Asep, bukan hanya sebuah kebanggaan melainkan sebuah tanggung jawab untuk memelihara citra yang telah dibangun oleh para pendahulunya dengan karya nyata sesuai dengan yang diajarkan leluhurnya.

Sedangkan garis keturunan sang ibu Asep Saeful Bahri mewarisi trah jawara. Konon, menurut keterangan orangtua dari fihak ibu, yang menyebutkan bahwa Asep Saeful Bahri masih mempunyai garis keturunan dari Pembesar Padjadjaran.

Kombinasi kedua trah yang berbeda inilah yang melengkapi "cupat" dan sebagaian watak serta gaya kesehariannya. Kedua trah yang bebeda ini sebagiannya menurunkan watak dan sifat masing-masing kepada Asep Saeful Bahri. Trah santri dari garis keturunan sang ayah menurunkan dan membentuk watak kesantriannya, gaya bicara dalam kesehariannya terutama ketika menghadapi pasien dan murid-muridnya kental dengan wejangan khas seorang Kiai. Hal itu juga karena hasil dari proses Asep Saeful Bahri selama beberapa tahun menggali lmu dan hidup di lingkungan pesantren. Sehingga bila ditanya masalah agama yang berkenaan dengan dunia pengobatan spiritual yang digelutinya, ia minimal dapat menjawabnya dengan baik. Sedangkan trah jawara dari sang ibu, menurunkan watak dan sifat yang rada ‘negong’ dan sedikit ‘ngoboy’.

Warisan kedua trah ini menurunkan watak kepadanya sehingga ia dapat masuk ke kalangan "nyantri" yang kental dengan urusan agama sekaligus ia dapat masuk ke kalangan golongan ‘funky’.

Meski tak ada data otentik dan bukti tertulis mengenai garis keturunan dan pertalian darah dari kedua trah itu, dan kalaupun ada, bagi Asep tetaplah itu tak menjadikannya berbangga diri. Karena menurutnya, otoritas untuk menentukan seseorang lahir dari trah tertentu hanyalah kewenangan Allah SWT. Dan Asep Saeful Bahri hanya menjalaninya dan hanya ingin menjadi diri sendiri. Bayang-bayang nama besar dari kedua trah itu bagi Asep hanyalah menjadi sebuah tanggung jawab untuk meneruskan sisi-sisi positif dari apa yang telah dilakukan leluhurnya dengan bidang dan kemampuan yang dia punya.



Aneh dan Misteri.

Aneh dan misteri, duabelas bulan lamanya Asep Saeful Bahri berada dalam kandungan sang ibu sebelum dilahirkan pada 14 November 1973 di Ciurug, Banten pedalaman. Usia kandungan yang tak lajim dialami ibu hamil pada umumnya. Bahkan Asep Saeful Bahri lahir tiba-tiba, ketika sang ibu melahirkannya, diakui sang ibu tak ada tanda-tanda akan melahirkan. Semua terjadi dengan mendadak.

Namun, kalau ada orang yang berobat dengan berbagai penyakit yang dikeluhkannya lantas sembuh, itu tidak aneh. Karena bagi Asep, sesungguhnya penyembuhan itu datangnya dari Allah. Ia hanyalah perantara yang membantu mengikhtiarkannya.



Praktek Pengobatan Spiritual/Alternatif.

Hingga saat ini, Asep menjaga amanah ilmu dan kemampuan yang dititipkan Allah dengan membantu orang-orang, tak terkecuali dari golongan manapun, tak pandang bulu, dengan sebisanya. Namun yang ia tekankan dalam upaya pengobatannya adalah, meyakinkan kepada siapapun bahwa kesembuhan itu datangnya dari Allah. Sedangkan Asep, hanya membantu dalam mengikhtiarkannya.

Asep Saeful Bahri membuka praktek di beberapa tempat :
1. Sukabumi
2. Purwakarta
3. Bandung
4. Sukabumi Kota