Healing Spiritual Power (Pengobatan Spiritual)

Konsep Pengobatan Spiritual oleh Asep Saeful Bahri


"Dan katakan (wahai Muhammad) bahwa (Al Quran) itu adalah petunjuk dan menyembuhkan bagi orang-orang yang beriman" (QS 41:42)


Nabi berpesan ‘ingatlah lima perkara sebelum lima perkara; salah satu perkara adalah ingatlah sehat sebelum sakit’. Hal itu berarti Nabi SAW tentang kesehatan jasmani dan rohani selalu menekankan pada tindakan preventif alias pencegahan terhadap penyakit. Salah satunya ajaran Islam dalam mencegah penyakit yang utama menekankan untuk memperhatikan kebersihan, baik kebersihan diri dan lingkungan. Seperti ungkapan Nabi SAW, "Annadhofatu minal iman" yang artinya : "Kebersihan sebagian dari pada iman. Sikap preventif yang diajarkan Nabi SAW ternyata terbukti, sebab, manakala orang lalai dalam menjaga kesehatannya maka ia akan mengalami kesakitan. Apabila orang lalai dalam menjaga kebersihan maka penyakit akan rentan mudah menyerang.


Pengobatan jaman sekarang acapkali bertumpu pada aspek fisik/tubuh saja, padahal seperti kita ketahui selain tubuh/ragawi dalam diri seseorang terdapat aspek rohani/jiwa yang bisa terserang penyakit. Penyembuhan fisik ini tertuju dari luar ke dalam, sementara penyembuhan spiritual bertumpu dari dalam ke luar, dengan menggunakan metode pengolahan spiritual yang berpedoman pada syariah Islam.


Ajaran Nabi mengenai kesehatan dan pengobatan sangatlah luas, di dalamnya termasuk pengobatan fisik, pengobatan melalui pola makan seperti puasa dll, berolah-raga, bekam, ruqyah dan lain-lainnya. Di sini kita akan membahas pengobatan spiritual seperti yang dilakukan Asep Saeful Bahri.


Energi spiritual sebagai sarana pengobatan spiritual umumnya dilakukan melalui pengolahan atau aktivitas bersifat spiritual. Orang-orang Hindu atau Budha mengenal pengolahan atau aktivitas bersifat spiritualnya dengan meditasi, melalui bacaan-bacaan ‘mantra’ yang bersumber dari kitab sucinya. Sedangkan yang diajarkan Islam adalah melalui pengolahan spiritual dengan bacaan-bacaan ayat Al-Quran, dan doa-doa, serta dzikir-dzikir yang di ajarkan para Nabi dan para Wali.


Dalam konteks komparasi ilmiah, pengobatan spiritual adalah penyembuhan dengan energi spiritual yang didapat dari pengolahan atau aktivitas spiritual. Energi spiritual atau yang diistilahkan dengan energi ilahiah yang didapatkan dari aktivitas bersifat spiritual berfungsi untuk melakukan penyembuhan dalam diri seseorang.


Seperti pada ilmu kedokteran, dalam setiap tubuh manusia terdapat antibodi atau sistem imunitas sebagai sistem pertahanan dan penyembuhan dari penyakit. Dalam keilmuan metafisik, di setiap diri seseorang telah mempunyai energi. Energi itu banyak yang diistilahkan dengan bioenergi atau bioelektik, yang berarti energi diri, atau praktisi tenaga dalam sering menyebutnya dengan tenaga metafisik atau tenaga dalam.


Berhubugan dengan ilmu energi menurut ahli fisika Einstein, E=MC2, energi ini menghasilkan peningkatan pangkat ketika diaktifkan, meningkatkan perluasan energi atom disekelilingnya, menyebarkan energi berantai dari pelepasan energi tersebut. Dalam konteks pengobatan spiritual ini, pada intinya adalah energi spiritual atau energi ilahiah yang akan menstimulan atau membantu bioenergi, juga membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja sistem antibodi atau sistem imunitas tubuh yang akan bekerja dalam proses pertahanan dan penyembuhan dari penyakit.



Metode yang digunakan

Tahap dasar
Tahap dasar dari konsep pengobatan spiritual yang dilakukan oleh Asep Saeful Bahri ini adalah dengan pengolahan spiritual tahap mendasar bagi pasien. Dimana Asep Saeful Bahri akan merevitalisasi pola spiritual pada pasien. Intinya, Asep Saeful Bahri akan memberikan gambaran mengenai asal usul penyakit dan pola penyembuhan ditinjau dari konteks spiritual berpedoman syariah Islam, juga secara psikologis.


Asep Saeful Bahri akan mendeteksi kriteria penyakit pasien, apakah penyakit medis atau nonmedis, apakah bersifat jasmani atau rohani. Bagaimana penyakit itu datang, bisa bersumber karena faktor sikap dan perilaku atau faktor lainnya. Sebab datangnya penyakit tentu ada sebab-sebabnya. Apakah penyakit itu bersifat bagian dari ujian yang diberikan oleh Allah, ataukan penyakit itu peringatan bahkan azab dari Allah terhadap seseorang karena tingkah lakunya.


Menilai kriteria penyakit yang bersifat bagian dari ujian, peringatan atau bahkan azab dari Allah memang bukan perkara gampang. Karena sulit untuk mencari indikatornya. Namun secara spiritual Asep Saeful Bahri akan menganalisanya. Bila Allah menginzinkan pada proses penyembuhan dengan memberikan petunjuk kepada Asep Saeful Bahri bahwa penyakit itu bagian dari ujian, peringatan bahkan azab dari Allah, maka langkah selanjutnya pengobatan spiritual akan dilakukan. Tahap mendasar adalah dengan merevitalisasi pola kehidupan spiritual pasien. Apa yang telah dilakukan si pasien sehingga ia terkena penyakit, apakah dari aspek medis, psikologis atau spiritual. Selanjutnya akan diakukan pengobatan spiritual. Baik pengobatan spiritual itu melibatkan Asep Saeful Bahri sendiri sebagai perantara pengobatan, atau si pasien sendiri, bahkan Asep Saeful Bahri dan pasien.


Pengobatan dengan Ruqyah dan Doa
Pada hakekatnya ruqyah yang dilakukan oleh Asep Saeful Bahri tidak berbeda jauh dengan ruwatan Islami, yakni bertujuan untuk menyembuhkan berbagai penyakit yang diderita pasien, membangkitkan pola sikap dan perilaku spiritual yang lebih baik, serta meminimalisir dan membersihkan pasien dari pengaruh energi negatif. Referensi dalam pengobatan spiritual yang dilakukan Asep Saeful Bahri adalah mengambil ajaran rasul, beberapa pengobatan yang Islami diantaranya degan bekam, ruqyah dan dengan meminum madu.


Orang kadung mengidentikan ruqyah sebagai metoda pengobatan untuk penyembuhan dari penyakit nonmedis, yang bersifat mistis, seperti kesurupan, guna-guna, sihir dan lain-lain. Padahal ruqyah dapat juga dilakukan untuk mengobati penyakit medis. Yang sasaran dan tujuannya adalah pengolahan/aktivitas spiritual untuk memperoleh ridho Yang Maha Penyembuh yakni Allah SWT dan Syafaatnya Rasullullah SAW, sehingga Allah berkenan memberikan kesembuhan melalui energi spiritual atau enegi ilahiah yang bertugas dalam proses penyembuhan terhadap berbagai macam penyakit.


Dalil-dalil yang melandasi ruqyah seperti :

1. Firman Allah:

"Dan kami turunkan dari al-Qur’an itu sesuatu yang menjadi penawar (spiritual maupun fisik) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.."(al-Isra: 82)

2. Dari Aisyah RadhiAllahu ‘anha bahwa Rasulullah ShallAllahu ‘alaihi wasallam pernah masuh ke rumahnya ketika sedang mengobati dan menjampi seorang wanita, lalu Nabi bersabda " Obatilah dengan kitab Allah"

3. Diriwayatkan oleh Bukhari , disebutkan bahwasanya Abu Sa’id al-Khudri pernah menjampi seseorang dengan surat al-Fatihah. Kemudian Rasulullah mengiyakannya dan bertanya kepadanya: "Bagaimana kau tahu bahwa surat al-Fatihah itu dapat di gunakan untuk meruqyah"

Sedangkan pengobatan dengan doa, pada dasarnya baik ruwatan, ruqyah maupun pengobatan dengan doa sama saja pengobatan spiritual. Hanya tata cara dan media yang digunakan oleh Asep Saeful Bahri berbeda-beda. Media yang digunakan sebagai sarana dalam pengobatan spiritual yang dilakukan Asep Saeful Bahri adalah dengan air dan garam. Air yang telah di doakan dengan doa-doa sesuai ajaran Islam diminumkan ke pasien, bisa juga ditambahkan untuk mandi. Sedangkan garam ditaburkan ke segenap penjuru lingkungan yang hendak di ruwat.


Begitupun pengobatan melalui dzikir. Pada hakekatnya, pengobatan melalui dzikir kebanyakan dilakukan untuk tujuan penyembuhan penyakit psikologis meski tidak selalu begitu. Karena dengan berdzikir akan membuat hati mencapai ketenangan dan kemantapan dalam melakukan sesuatu. Hingga hasilnya, hidup menjadi tenang, bekerja menjadi semangat, sikap dan perilaku berubah menjadi lebih terarah dan lebih baik. Namun dzikir yang diberikan untuk dikerjakan, tentunya melihat kapasitas dan kemampuan si pasien. Jangan sampai kapasitas kemampuannya kurang, namun diberikan melebihi batas kapasitas dan kemampuannya. Hingga bukan kesembuhan yang didapat, malah sebaliknya.

"Hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram". (QS. Ar Rad : 28)


Persiapan dan tata cara dalam Pengobatan Spiritual (Ruwatan, Ruqyah, dll)
Tak ada persiapan atau syarat khusus, selain air untuk ruqyah, air dan garam untuk ruwatan tempat tinggal atau tempat usaha, dalam pengobatan spiritual yang dilakukan oleh Asep Saeful Bahri. Hanya persiapan dan tata cara pelaksanaan pengobatan meliputi:

  1. Menyiapkan mental yang teguh dalam menempuh upaya penyembuhan melalui pengobatan spiritual yang dilakukan oleh Asep Saeful Bahri. Meyakini bahwa kesembuhan datangnya hanya dari Allah semata, sedangkan Asep Saeful Bahri hanyalah perantara yang mengikhtiarkannya;
  2. Bertaubat kepada Allah dari segola dosa dan kekhilafan yang pernah diperbuat;
  3. Merelakan segala benda yang punya kekuatan ghaib, seperti jimat, rajah, pusaka dan lain-lain kepada Asep Saeful Bahri untuk menghindarkan dari kesyirikan dan menghilangkan kekultusan benda tersebut.
  4. Membaca doa-doa, dzikir ayat-ayat yang diberikan Asep Saeful Bahri yang bersumber dari al quran dan apa yang diajarkan rasul dan para wali. Semisal, doa perlindungan : Ayatul kursi, Al Ikhlas, Al Falaq, AnNas
  5. Dan lain-lain yang lebih jelasnya akan diketahui pada proses pengobatan.


Intisari dari Konsep Pengobatan Spiritual Oleh Asep Saeful Bahri

Konsep Pengobatan spiritual yang dilakukan oleh Asep Saeful Bahri adalah upaya pengobatan, baik penyakit lahir maupun batin, penyakit medis maupun non medis, dengan pengolahan spiritual sang pasien. Pengobatan spiritual oleh Asep Saeful Bahri bertumpu pada kombinasi pengolahan spiritual dan psikologis. Meneruskan pola pengobatan yang dilakukan oleh Nabi SAW dan para pendahulu yang bertitik tolak pada syariah Islam.

Pengolahan/aktivitas spiritual melalui ibadah, berdoa, berdzikir dan membaca ayat-ayat Allah dalam konteks pengobatan spiritual merupakan perwujudan dari dimensi ketafakuran seorang hamba/manusia. Dimensi tafakur atas kekuasaan Allah. Baik dalam berdoa, berdzikir maupun beribadah lainnya tidak terhenti pada gerak dan pelantunannya semata, tetapi bertumpu pada totalitas kehambaan seorang manusia yang lemah, yang tidak ada daya upaya kecuali atas kehendak Allah. Totalitas kehambaan seorang manusia yang memasrahkan dirinya kepada Allah atas ketentuan yang dikehendaki Allah.


Hikmah-hikmah yang dapat diambil dari salah satu bentuk ikhtiar melalui pengobatan spiritual adalah :

  1. Kesadaran Sebagai Hamba
    Kesadaran bahwa sebagai manusia ternyata kita lemah, tidak bisa apa-apa tanpa kehendak Allah. Tak ada yang patut disombongkan dari setiap apa yang kita miliki, karena semuanya termasuk diri kita adalah kepunyaanNya.
  2. Kesadaran Akan Kekuasaan Allah
    Kesadaran akan kekuasan Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, Yang memberi Kesembuhan dari penyakit. Kesadaran akan segala kuasa Allah. Kuasa Allah dalam memberikan penyakit, dan kuasa Allah dalam mengatur waktu, cara dan metode yang digunakan dalam penyembuhan penyakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar